MEWUJUDKAN PRAJURIT
BERPRESTASI
KODAM IX/UDAYANA
“ Prestasi adalah apa yang mampu
anda lakukan. Motivasi menentukan apa yang anda lakukan. Sikap menentukan
seberapa baik anda melakukannya”
”Lois Holtz”
”Lois Holtz”
Oleh : Kolonel Arm
Wing Handoko, S.T
Kata ” prestasi ” dalam kamus umum
bahasa Indonesia diartikan sebagai hasil yang dicapai dari apa yang dikerjakan
atau yang sudah diusahakan. Prestasi juga dapat diartikan sebagai perasaan yang
menyenangkan yang diterima seseorang atas keberhasilannya dalam bidang-bidang
tertentu sehingga baik yang menerima maupun yang memberi sama-sama merasakan
kebahagiaan dan pengakuan atas keberhasilan tesebut. Seseorang dianggap
berprestasi , jika dia telah meraih sesuatu dari apa yang telah diusahakannya,
baik melalui belajar, bekerja, berolahraga dan sebagainya. Prestasi tersebut
merupakan wujud nyata dari optimalisasi pengembangan potensi diri. Sudah tentu
prestasi dapat diraih setelah seseorang mengerahkan daya dan upaya, baik
mencakup kemampuan intelektual, emosional, spiritual dan ketahanan diri dalam
bidang kehidupan.
Sedangkan Prajurit berprestasi adalah
prajurit yang dianggap sukses dalam
bidang tertentu, karena pada kenyataannya ia memiliki kelebihan yang tidak
dapat dimiliki oleh orang lain. Patut dipahami bahwa prestasi datang dari usaha
yang keras yang dilakukan oleh orang berprestasi, untuk itu kita harus
mengetahui dan sering membaca kisah-kisah perjalanan hidup orang-orang yang
berprestasi, seperti atlet, ilmuan dan lainnya. Banyak orang yang menghubungkan
prestasi dengan berbagai penghargaan. Sesungguhnya penghargaan hanya merupakan
simbol pengakuan masyarakat terhadap suatu prestasi. Penghargaan semacam itu
bentuknya bermacam-macam.
Dalam lingkungan TNI sesuai dengan UU
no. 34/2004 pasal 44 (1) yaitu setiap prajurit yang mempertaruhkan jiwa dan
raga secara langsung untuk negara harus diberikan penghargaan luar biasa . Adapun
bentuk penghargaan yang diberikan antara
lain, pengendalian situasi dan pencegahan pembakaran gereja saat kerusuhan
terjadi di Temanggung, bantuan terhadap korban bencana erupsi Gunung Kelud,
keberhasilan merebut senjata dalam kontak senjata dengan kelompok radikal, bantuan
kepada kepolisian atas pengungkapan kasus pembunuhan.Kemudian dedikasi tinggi
prajurit yang bertugas di desa paling ujung barat Pulau Jawa, dan keberhasilan
prajurit atas terciptanya anti jammer, alat pengendali senjata jarak jauh,
pemicu ledakan sistem ganda, dan pemicu ledakan sistem remote yang banyak
membantu terwujudnya kemandirian teknologi TNI AD.
Oleh
karen a itu menjadi
pribadi yang berprestasi merupakan harapan bagi semua orang. Pribadi yang
berprestasi berarti unggul dalam hubungan vertikal maupun horizontal. Pribadi
yang berprestasi memiliki sifat-sifat yang terpuji yang bisa diteladani oleh
orang lain. Setiap langkah dan tindakan yang diambil selalu dipikirkan terlebih
dahulu agar dirinya bermanfaat bagi orang lain. Orang yang berprestasi tidak
akan melakukan hal-hal yang tidak pantas dan memalukan apalagi merugikan orang
lain atau pihak lain. Untuk berprestasi seseorang harus mempunyai kompetensi
diri yang dapat mengarahkan, mengelola dan mengendalikan kehidupan.
Dari uraian diatas
maka upaya yang harus dilakukan
seorang prajurit untuk dapat mewujudkan suatu prestasi adalah sebagai berikut :
a. Mempunyai potensi diri . Potensi diri adalah daya, kekuatan atau
kemampuan seseorang yang dimiliki yang memungkinkan dapat dikembangkan menjadi
sesuatu yang aktual. Sedangkan Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah
dilakukan, dikerjakan. Ada
dua hal yang penting dalam diri manusia untuk dapat berprestasi yaitu potensi
dan motivasi diri. Potensi diri atau kemampuan diri setiap saat bisa ditambah dan ditingkatkan.
Potensi diri semakin lama semakin tinggi sejalan proses pembelajaran dan pengalaman.
Potensi diri baru dapat berubah menjadi karya atau prestasi jika ada motivasi.
b. Seorang prajurit harus mampu menyikapi
perubahan secara positif. Keadaan
setiap saat akan mengalami perubahan baik itu positif maupun perubahannegatif.
Perubahan yang terjadi perlu kita sikapi, maka untuk mencapai prestasi perlu:
1) Mampu mengantisipasi terhadap perubahan
Di era globalisasi dan reformasi saat ini yang namanya perubahan terjadi secra
tiba-tiba tanpa memberi tahu lebih dahulu dan frekuensinya sangat cepat. Untuk
itu kita harus tanggap terhadap perubahan itu, sehingga prestasi yang
diharapkan akan terwujud.
2) Mampu
mengambil manfaat dari setiap perubahan yang terjadi Di depan sudah diuraikan
bahwa setiap perubahan membawa dampak. Apabila perubahan itu diambil sisi
positifnya sebetulnya sangat bermanfaat bagi peningkatan prestasi seseorang.
Seseorang dapat belajar dari perubahan-perubahan tersebut sehingga dapat
mengambil kelebihan dari perubahan itu.
3) Menyadari
bahwa setiap perubahan akan membawa perubahan positif maupun negatif Perubahan
apapun pasti ada sisi positif dan negatifnya. Dalam perubahan pasti ada yang
diuntungkan dan ada yang dirugikan, ada yang senang dan ada yang tidak senang.
Kita harus menyadari bahwa perubahan apapun apa itu perubahan terhadap
peraturan atau pemerintahan serta pergantian pimpinan berakibat tidak
menguntungkan semua orang dan juga perubahan juga tidak merugikan semua orang.
Itu untuk memacu kita untuk berprestasi harus menyikapi perubahan secara
positif. Orang untuk menuju prestasi harus berpikir positif terhadap perubahan
apapun.
4)
Menyikapi bahwa perubahan yang terjadi merupakan hal yang terbaik Orang tidak
mengetahui rahasia Tuhan, tetapi apabila berpikir yang positif terhadap semua
perubahan akan membawa kita untuk maju dan berprestasi.
c. Memiliki
pengendalian diri yang kuat. Dalam
mewujudkan prestasi seseorang harus memiliki pengendalian diri yang kuat.
Pelaksanaan pengendalian diri dapat dilakukan dalam bentuk:
1) Mampu berpikir dengan kepala dingin.
2) Berpikir sebelum bertindak.
3) Mampu menyadari kelemahan diri sendiri.
4) Menghargai prestasi orang lain.
5) Mampu mengontrol perbuatan.
6) Mampu mengendalikan nafsu.
7) Mampu meredam rasa iri hati.
8) Mampu mengalahkan godaan.
9) Mampu menghilangkan rasa malas.
10) Mampu mengendalikan kekecewaan.
d. Menampilkan etos kerja yang tinggi. Yang
termasuk etos kerja yang tinggi adalah:
1) Menentukan target yang menantang. Target yang asal-asalan dan mencari
enaknya dalam kegiatan bukan merupakan ciri orang yang berprestasi. Kalau kita
menentukan target yang menantang akan membuat diri kita berusaha keras agar
prestasi dapat memuaskan.
2) Melaksanakan suatu pekerjaan tidak
setengah-setengah.
Bekerja asal kerja atau setengah-setengah tidak akan menghasil prestasi yang
maksimal. Setiap tugas atau kerja harus diselesaikan secara tuntas.
3) Mengoptimalkan potensi diri. Potensi diri atau kemampuan seseorang
harus digunakan secara maksimal agar prestasi yang diharapkan dapat diwujudkan.
4) Tidak putus asa Putus asa merupakan
penyakit hati. Panyakit ini apabila menjangkiti kita maka target yang
diharapkan tidak akan tercapai, sebab ada sedikit kesulitan sudah tidak mau
melanjutkan.
5) Pandai menghargai dan mengatur waktu. Setiap orang diberi waktu yang sama
artinya siapapun oleh Tuhan diberi waktu satu hari 24 jam. Tetapi hanya orang
yang dapat mengatur dan memanfaatkan waktu dengan tepat yang dapat berprestasi
dalam hidupnya.
6) Memiliki disiplin yang tinggi. Tidak ada keberhasilan tanpa disiplin
yang tinggi, tidak ada satu pun orang yang sukses tanpa disiplin yang tinggi,
tidak ada satu pun aturan yang bisa dilaksanakan dengan baik tanpa disiplin
yang tinggi. Jadi disiplin merupakan kunci sukses seseorang.
7) Memiliki perencanaan yang matang. Dalam mewujudkan prestasi perencanaan
sangatlah penting. Jika perencanaan dilaksanakan dengan baik maka separuh
kegiatan telah dilaksanakan dengan baik sehingga potensi untuk sukses sangat
tinggi.
8) Berani mengambil risiko. Salah satu orang yang berprestasi
adalah berani mengambil risiko, tidak takut gagal, dan berani bertanggung jawab
dengan langkah yang diambil. Berani mengambil risiko bukan berarti tidak ada
perhitungan dan prediksi dalam mencapai prestasi.
9) Memiliki prinsip dan pendirian yang kuat. Prinsip ini dapat mengantisipasi
perubahan sehingga kredibilitas pribadi menjadi tidak mudah goyang oleh
pengaruh yang negatif.
Akhirnya untuk mewujudkan prajurit yang berprestasi dapat disimpulkan, bahwa diperlukan beberapa upaya internal dalam diri sendiri seperti peningkatan potensi diri, pengendalian diri dan etos kerja yang tinggi disamping faktor eksternal sebagai penunjang seperti, dukungan Satuan maupun keluarga.
Demikian tulisan tentang mewujudkan prajurit yang berprestasi yang dapat penulis tuangkan sebagai sumbangan pemikiran bagi TNI -AD. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan essay ini, sehingga koreksi dan arahan yang membangun sangat dibutuhkan guna mendukung perbaikan ke depan
Denpasar, Mei 2015
Kepala Infolahtadam IX/Udayana
Wing Handoko, S.T
Kolonel Arm NRP 31273
Tidak ada komentar:
Posting Komentar