"TEKNOLOGI ADALAH KARYA TERBESAR YANG KITA HADIAHKAN BAGI GENERASI MENDATANG"

Rabu, 06 Mei 2015


MEMBANGUN PRAJURIT  PROFESIONAL
DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

“ Siapa yang menguasai informasi, dialah yang akan menguasai dunia.”








Dinamika perkembangan Global saat ini telah membawa sumber dan jenis ancaman baru bagi bangsa-bangsa di dunia. Perubahan sumber ancaman juga sekaligus menghasilkan paradigma perang masa kini yang meliputi perang otak, perang selisih keunggulan (brand power), perang informasi, perang daya cipta dalam percaturan ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan dan bidang budaya. Menyadari bahwa sumber ancaman telah berubah, maka TNI AD harus pula segera menyesuaikan dan mempersiapkan diri menghadapinya dengan cara memiliki daya antisipasi, membuat perkiraan-perkiraan strategis, dan merubah cara pandang atau mindset. Terlebih salah satu kemajuan terpesat adalah di bidang Teknologi Informasi,

Kemajuan Teknologi Informasi (TI) membawa dampak yang sangat luas bagi kehidupan masyarakat saat ini. Yaitu dapat merubah cara berorganisasi, merubah cara perdagangan antar perusahaan, mengubah cara pemerintahan dan negara bahkan mengubah cara untuk berperang.  Sudah bukan hal baru lagi penggunaan TI dalam sistem informasi modern memaksa pihak militer untuk meninjau kembali doktrinnya, sebab perkembangan teknologi informasi membawa perubahan mendasar bagi kepentingan intelijen, sistem pengintaian dan pengamatan, sistem komando dan kendali sehingga pola penataan strategis perangkat perang dalam perang modern perlu disesuaikan dengan kemajuan teknologi informasi tersebut.  Saat ini pemanfaatan teknologi informasi diberbagai kehidupan, khususnya dibidang militer perlu diantisipasi perkembangannya karena disatu sisi dapat membawa dampak untuk kebaikan tapi disisi lain berdampak untuk pengrusakan.

Konsep-konsep pengrusakan pada sistem informasi inilah kemudian berkembang untuk dijadikan dasar bagi kepentingan perang informasi. Munculnya perang informasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi, karena sifat penggunaan sistem secara bersama (sharing), sehingga memungkinkan pihak-pihak yang tidak berkompeten pada suatu sistem dapat melakukan akses ke pihak lain tanpa mengalami kendala. Seperti diketahui teknologi informasi merupakan perpaduan dari teknologi telekomunikasi dan komputer. Dengan perkembangan kedua teknologi tersebut memungkinkan orang dapat berinteraksi dari satu tempat ke tempat lain tidak perlu melihat batasan wilayah ataupun negara. Permasalahan muncul ketika pemanfaatan teknologi tersebut digunakan untuk kepentingan yang tidak pada semestinya (diselewengkan) seperti pencurian data, perusahaan data bahkan penghilangan data milik orang lain.

Dewasa ini hampir seluruh sistem yang digunakan untuk kepentingan militer seperti komando dan kendali, intelijen, pengintaian dan pengamatan, bentuk platform persenjataan telah memanfaatkan kedua teknologi tersebut. Tentunya untuk menjaga faktor keamanan pada sistem tersebut perlu ada upaya untuk melindunginya terhadap pihak-pihak yang berupaya untuk mengacaukan sistem tersebut. Konsep perlindungan sistem perlu ditempuh mengingat sistem tersebut selain membentuk suatu jaringan juga memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang rawan terhadap gangguan penyadapan dan pengrusakan data pada saat terjadi proses interaksi. Mengingat lompatan kemajuan teknologi informasi demikian pesatnya, maka perkembangan kedua teknologi perlu disimak secara seksama sebagai bahan antisipasi dalam menghadapi perang informasi pada abad ini.

Penguasaan perang informasi bagi suatu angkatan bersenjata mutlak diperlukan mengingat perang dimasa mendatang akan didominasi oleh strategi, teknik dan taktik pemanfaatan Perang Informasi. Seperti ada pepatah Siapa yang mengusai informasi, dialah yang akan mengusai dunia.

Sehingga arti perang dimasa kini dan dimasa mendatang merupakan perang modern yang cepat dan mematikan. Hal ini diperlukan kepekaan dan kecepatan dalam komando dan pengendalian. Pada era perang modern dituntut suatu pertahanan yang mendekati waktu nyata (real time) atas keadaan taktis dan mampu mengkomunikasikan secara online ke seluruh unsur kekuatan pertahanan nasional yang ada. Perang modern juga menuntut suatu kesatuan komando yang jelas dan tertata rapi, dimana Panglima Tertinggi pemegang otoritas pertahanan harus dapat mengetahui situasi yang berlaku serta dapat mengambil keputusan secara tepat dalam waktu singkat.

Dari beberapa uraian diatas , Sudah selayaknya saat ini Personel TNI AD dituntut untuk dapat menguasai dan mampu mengoperasionalkan sarana teknologi yang dimilikinya karena semakin ke depan perlalatan TNI akan semakin  modern sehingga melalui peningkatan kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pembinaan di bidang IT  bagi personel TNI dituntut agar memiliki sifat adaptif.  

MEMBANGUN PROFESIONAL PROFESIONAL PRAJURIT PROFESIONAL DI BIDANG TI

Penguasaan Teknologi informasi bagi prajurit di Satuan TNI Angkatan Darat (AD) sangat penting dan perlu, karena mau tidak mau dan siap tidak siap akan berhadapan dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) di dunia kemiliteran. Peranan pakarTI dalam dunia kemiliteran sangat penting juga untuk menangkal serangan dari luar. Terkait dengan prajurit profesionaldi bidang TI ini perlu kiranya dipahami arti dari Profesionalisme Militer adalah militer yang mempunyai pengetahuan, pendidikan, kemampuan, ketrampilan serta tanggung jawab di bidang pertahanan dan keamanan negara dari ancaman luar dan dalam negeri.  Sehingga untuk dapat mewujudkan prajurit profesional seperti yang dimaksud maka dibutuhkan seorang prajurit yang memiliki daya tempur yang handal, menguasai peranti keras dan lunak sesuai dengan keahlian yang disandangnya serta ditunjang dengan daya nalar / pikir yang baik sehingga mampu menjalankan setiap tugas yang diberikan dengan baik dan benar.

Oleh karena itu sudah selayaknya menyangkut pembinan di Bidang TI ini mulai dilakukan pembenahan-pembenahan dan bentuk pembenahan ini akan lebih mudah jika dimulai dari pembenahan personelnya, karena pada dasarnya personel-lah yang menggerakkan organisasi. Untuk itu guna membangun  prajurit professional di Bidang TI langkah yang dilakukan adalah :

1.        Memiliki dasar ilmu dan pengetahuan yang kuat sesuai dengan bidang TI.

2.        Penguasaan konsep/teori dan penerapannya melalui riset/penelitian dan mengembangkan metode/ penerapan praktisnya.

3.        Kembangkan keahlian (Expert). Untuk menjadi seorang yang profesional tidak cukup hanya lewat pendidikan formal, diperlukan lebih dari sekedar gelar akademis. Kita perlu melalui proses pembelajaran dan pengembangan diri yang terus menerus. Kita harus menggali potensi dan kemampuan kita dan terus dikembangkan sampai kita menjadi ahli. Fokus pada kekuatan kita dan bukan pada kelemahan kita, lakukan eksplorasi (organisasi sebagai sarana), sadari setiap kita punya keunikan dan kekhususan jadi kita perlu invest waktu untuk mengembangkannya. Hal ini butuh ketekunan, usaha, kerja keras, kemauan yang kuat dan inisiatif. Terus tingkatkan pemahaman kita lewat seminar, buku, audio, latihan.

4.        Mahir membangun hubungan (Relationship). Kemampuan kita membangun hubungan (bersosialisasi) dengan orang lain sangat menentukan keberhasilan kita dalam kehidupan. Ini berlaku dalam setiap aspek kehidupan seperti: pergaulan, organisasi, dunia usaha, pekerjaan, keluarga. Makanya tidak heran sejumlah studi ilmiah menyimpulkan 85% kunci sukses ditentukan bukan dari keahlian/keterampilan teknis melainkan kemahiran dalam menjalin hubungan baik dengan orang lain. Bila anda ingin menjadi seorang yang profesional dalam hidup ini, apapun tujuan dan bidang yang anda pilih, anda harus belajar membina hubungan yang baik dengan orang banyak dari berbagai kalangan.Karena masyarakat mungkin masih bisa menerima orang yang tidak punya keahlian khusus tapi mereka sulit menerima orang yang tidak bisa berhubungan baik dengan orang lain.

5.        Tingkatkan kemampuan berkomunikasi (Communicator). Seberapa jauh dan dalamnya suatu hubungan dapat terjalin ditentukan oleh komunikasi. 90% penyebab hancurnya suatu hubungan pernikahan, pertemanan, organisasi, bisnis, diakibatkan komunikasi yang salah. Komunikasi yang baik harus bersifat dua arah. Seorang komunikator yang handal adalah seorang pendengar yang baik. Seorang yang profesional harus mampu mengkomunikasikan suatu hal dengan jelas dan tepat pada sasaran.

6.      Hasilkan yang terbaik (Excellent). Seorang profesional sejati akan selalu berusaha menghasilkan karya yang berkualitas tinggi dan kinerja yang maksimal. "Profesional don't do different thing, they do thing differently".
Untuk menjadi profesional kita harus terus mencoba memberikan dan mengerjakan lebih dari apa yang diharapkan. Waktu kita lakukan suatu kegiatan, project, kerjaan, tugas hasilkan yang terbaik. Jangan puas dengan rata-rata kejar hasil yang excellent. Lakukan yang terbaik hari ini untuk bayaran hari esok. Pikirkan selalu apa yang dapat saya lakukan untuk add value bukan apa yang saya bisa peroleh.

7.      Berpenampilan menarik (Good Looking). First impression is very important. Karena orang akan menilai kita 10 detik pertama apakah mereka bisa menerima kita atau tidak. Sama halnya kalau kita mau beli barang lihat packaging dulu, mau nonton film lihat preview dulu, mau masuk toko lihat dekor yang paling menarik.

8.      Kehidupan yang seimbang (Balance of life).  Seorang profesional harus mampu mengatur prioritas dan menjalankan berbagai peran. Setiap kita mungkin memiliki banyak peran dalam hidup ini seperti: sebagai anak, ayah, anggota organisasi, ketua, sales, karyawan. Kita harus dapat berfungsi dengan benar sesuai dengan peran yang kita jalankan jangan sampai tercampur aduk. Hidup ini harus dijaga agar seimbang dalam berbagai aspek.

9.      Memiliki nilai moral yang tinggi (Strong Value). Untuk menjadi seorang yang profesional sejati kita harus memiliki nilai moral yang tinggi. Hal ini yang akan membedakan setiap kinerja, usaha, karya dan kegiatan yang kita lakukan dengan orang lain. Sementara orang lain kompromi, menggunakan cara-cara yang tidak etis untuk mencapai tujuannya kita tetap berpegang pada prinsip yang benar.
Diluar sana ada begitu banyak cara-cara pintas dan penyimpangan yang terjadi, oleh karena itu kita harus mampu mempertahankan sikap profesionalisme.

Demikianlah langkah-langkah yang dapat dilakukan guna membangun prajurit TNI AD yang profesional di bidang Teknologi Informasi  agar senantiasa waspasda dan siap menghadapi ancaman proxy war serta mampu menjawab segala  tantangan era global saat ini.


                                                                                    Kepala Infolahtadam IX/Udayana



                                                                                                Wing Handoko S.T.
                                                                                          Kolonel Arm NRP 31273

Tidak ada komentar:

Posting Komentar